Pages

Popular posts

Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Unknown On Saturday, 12 January 2013


Entah mengapa diriku selalu tak sabar menanti hari berganti?
Entah mengapa diriku menjadi tak karuan ketika mengingat namanya?
Entah mengapa diriku selalu memikirkannya?
Entah mengapa di kala sedih dan suka dia ada di sampingku?
Diakah yang kucari?

Suatu ketika, manusia memenuhi kodratnya bahwa dia diciptakan berpasangan. Allah berfirman bahwa Dia menentukan dan menganugerahkan cinta antara dua insan. Ikatan yang dibangun atas dasar keikhlasan dan sadar bahwa cinta adalah keagungan yang dititipkan Allah kepada dua orang manusia.

Pertanyaan besar, bagaimana mengetahui cinta sejati?

Manusia, dengan berbagai komponen kompleksnya tidak hanya terdiri atas badan fisik. Seperti hanlnya computer dan jaringan computer. Tidak hanya memiliki hardware, namun diperlukan software untuk menjalankan fungsi komponen. Maka manusia dilengkapi dengan software berupa wujud dengan energy dahsyat hingga tak kasat mata. Inilah yang kita namakan jiwa.

Rasa cinta timbul karena hal-hal yang tidak dapat dikatakan. Tidak ada organ tubuh manapun yang mampu menciptakan gairah-gairah ataupun energy sebesar cinta. Maka dari itu, cinta timbul atas dasar dorongan kebutuhan ruhani. Ketika kita melihat perempuan cantik misalnya, maka akan terjadi dorongan hormone sehingga menimbulkan ketertarikan. Namun, ketertarikan karena dorongan hormonal cenderung berdampak negative.

Banyak kita dengar istilah ‘mencintai hingga lubuk jiwa yang terdalam’. Keterbatasan indera manusia membuat kita tidak dapat mengetahui dan menangkap apa yang terjadi di alam tempat jiwa bernaung. Bias saja, jiwa kita bertemu dengan orang yang kita cintai, berbincang hangat dan lain sebagainya. Kejadian demikian sering kita alami lewat mimpi. Kita tahu, bahwa ketika tertidur jiwa kita keluar dari badan kasar ke alam lain. Tidak ada bedanya antara nyata dan mimpi. Kalau ada, bisakah kita terangkan bedanya?

Ketika kita sedang mencintai sesuatu, sebenarnya kita mengeluarkan suatu gelombang pikiran karena getaran jiwa yang terjadi. Missal, ketika dibacakan ayat suci Al-Quran bergetar tubuhnya atau bertemu dengan pujaan hati maka timbul perasaan berdebar-debar. Inilah getaran jiwa. Lalu, lawan jenis akan merespon dengan berbagai tanggapan. Satu hal yang pasti, jika lawan menanggapi dengan malu-malu dan kita merasakan hal yang berbeda namun sulit diungkapkan, bias jadi dia cinta sejati. Jika respon hanya biasa-biasa saja, bias jadi bukan pasangan. Bukan berarti tidak bisa, namun kita bisa berusaha mengirimkan gelombang kejut yang lebih besar. Caranya, mohon kepada Allah Yang Maha Dahsyat Pencipta Langit dan Bumi.

Hal inilah yang mebuat cinta begitu dahsyat, indah namun juga bisa menyakitkan. Cinta adalah interferensi getaran jiwa dari dua orang insane yang manunggal. Hingga pada kekuatan sesungguhnya, cinta akan melahirkan suatu intuisi, yakni komunikasi telepati antar pasangan tanpa bicara sudah mengerti akan yang terjadi.

Yang harus dipahami juga, adalah mencintai juga butuh kesiapan. Cinta bukan sesederhana itu, yaitu cukup dengan kata-kata. Kalau kita anggap demikian, sungguh menyedihkan karena kita telah salah menilai hal yang paling rumit di dunia ini. Mencintai butuh kesiapan jiwa dan butuh banyak sekali adaptasi yang demikian panjang. Ketahuilah, hati seorang manusia lebih rapuh dari apapun di dunia ini. Kodrat manusia memiliki berbagai macam perasaan, akan membuat luka yang mendalam bagi mereka yang tidak siap menerima anugrah cinta. Jangan sampai akibat meremahkan hal yang demikian ini, trauma yang parah akan dialami manusia. Sebab manusia dan berbagai macam jenis gelombang pikirannya sulit dibaca dan dipahami. Maka pertama kali, pahami dahulu apa yang terjadi.

Bayangkan jika kedua gelombang sudah harmonis dan seirama. Pasti akan menjadi hal yang paling membahagiakan. Bayangkan bagaimana saat seluruh hidup kita akan kita lakukan bersama dia. Jangan menyerah untuk menyelaraskan. Asala kita tidak pernah main-main.

Semuanya hanya bisa diraih atas nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Cinta atas dasar keikhlasan bukan atas dasar nafsu duniawi, akan menjadi cinta abadi sepanjang zaman.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments